Halaman

Selasa, 16 November 2010

Esa hilang dua terbilang, patah tumbuh hilang berganti..

Alam menjadi mengahantar kepergian Sultan menghadap Sang Khalik. Bumi bergetar seolah tak yakin akan kepergiannya. Ibu pertiwi tersenyum bangga memangku jasad putra bangsa dengan berbalut kepasrahan atas pengabdian, ketulusan dan kegigihan serta tekad kejuangannya.
Ragamu boleh sirna menyatu ke asal, tetapi jiwamu, tekadmu, kejantanan dan nilai kejuanganmu akan tetap terselempang di dada anak bangsa.

Kompleks makam Sultan Thaha di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi

Makam Sultan Thaha Syaifuddin
 

Esa hilang dua terbilang, patah tumbuh hilang berganti..

Perjuangan dan nilai kejuangan Sultan Thaha diakui negara. Terpatrilah gelar pahlawan Nasional pada sosok Sultan Thaha sebagaimana tertera dalam Surat Keputusan Presiden RI tanggal 24 Oktober 1977 Nomor 079/TK/1977S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar